Akhlak Manusia
Akhlak kepada allah swt.
Apa akhlak kepada Allah itu?
Akhlak kepada Allah adalah bagaimana kita seharusnya bersikap atau berkelakuan kepada-Nya atas semua yang telah diberikan kepada kita.
Sebagai manusia kita harus ingat dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Seperti firman Allah dalam Surah Ibrahim ayat 7 :
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan-mu Memaklumkan,” Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (Nikmat-Ku), maka sesungguhnya Adzab-Ku sangat pedih.”
Bagaimana akhlak kita kepada Allah?
Akhlak kita kepada-Nya yaitu dengan mentauhidkan Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun yakni beribadah hanya kepada Allah, berdo’a hanya kepada Allah, bersumpah hanya menyebut nama Allah, mencintai Allah dan Rosul-Nya lebih dari cintanya kepada selain itu, serta menjalankan semua amal ibadah semata-mata demi mendapatkan ridho Allah, bukan demi tujuan lain, misalnya agar dipuji orang, agar mendapatkan jabatan, atau agar menjadi terkenal. Seiring dengan tindakan-tindakan tersebut jauhi larangan Allah dan kerjakan perintah-Nya. Sholatlah tepat waktu, bacalah Al-Qur’an, berpuasa pada bulan Romadhon lebih-lebih dapat menjalankan puasa sunah, bayar zakat dan tunaikan ibadah haji bagi yang mampu,dsb.
Allah berfirman dalam Surah Al-Mumtahanah ayat 9 :
“ Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik tersebut kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik tersebut adalah penghuni neraka jahannam.
Sungguh Allah adalah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya walaupun kita telah bermaksiat kepada-Nya, kita telah berbuat dosa dan kesalahan, berbuat dzalim, berbuat aniaya, melalaikan kewajiban kita, tetapi Allah masih sayang kepada kita, kita tetap diberi kehidupan untuk kesempatan bertaubat, kita tetap diberi kesehatan, Dia tetap melimpahkan rizki-Nya, Dia buka pintu ampunan seluas-luasnya untuk memberi kesempatan kepada mereka yang ingin kembali.
SUBHANALLAH !!! SUBHANALLAH !!! SUBHANALLAH !!!
Surah Al-Ikhlas :
Artinya : 1. Katakanlah,” Dia-lah Allah, Yang Maha Esa ,
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan ,
4. dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.”
Akhlak kepada nabi
Akhlak yang dipakai Nabi sebagai pakaian sehari-harinya ialah Al-Qur’an. Maksudnya ajaran yang terkandung dalam itu mengandung nilai-nilai akhlak yang dikembangkan atau diwujudnyatakan oleh beliau baik terhadap kawan ataupun lawan.
Allah sendiri telah memuji keutamaan akhlak beliau seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al- Qolam ayat 4 yang berbunyi :
Artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai budi pekerti yang agung.
Rosulullah mengatakan bahwa tujuan pokok risalah yang dikembangkan oleh Rosulullah itu adalah untuk menerapkan akhlak yang mulia.
Akhlak dan budi pekerti Rosulullah yaitu:
1. Lemah lembut
2. Pemaaf dan memohonkan ampun
3. Selalu bermusyawarah
4. Tegas ketika menghadapi lawan dan lembut ketika menghadapi kawan
5. Berkomunikasi dengan Allah SWT.
6. Sifat malu Rosulullah
7. Rendah hati (tawadhu’)
8. Cinta sekali dengan kaum fakir miskin
9. Kesederhanaan hidupnya
10. Ramah tamah dan setia kawan
11. Penyabar
12. dll.
Bagaimana akhlak kita kepada Nabi ?
Setelah beliau meninggal, maka tiada yang dapat kita lakukan kepada beliau selain mengamalkan semua yang beliau ajarkan, menjadikan beliau sebagai panutan atau suri teladan, mendo’akan kerabat, istri, anak keturunan dan para sahabat beliau, mengunjungi masjid beliau di Madinah,meneruskan perjuangannya yaitu menegakkan agama Islam termasuk menyempurnakan akhlak manusia, menjalankan sunah-sunahnyadan menghindari yang dilarang Rosulullah atau yang tidak diajarkan Rosulullah serta mengucapkan sholawat kepada beliau.
Firman Allah dalam Surah Al Ahzab ayat 56 yang bunyinya :
Dalam sehari semalam minimal sembilan kali kita mengucapkan sholawat Nabi artinya dalam sehari semalam itu kita telah mendapat rohmat 90 kali, sebagaimana Rosulullah sampaikan, barang siapa membaca sholawat pada beliau satu kali, maka Allah akan memberinya rohmat 10 kali.
Oleh karena itulah saat kita mendengar orang mengucapkan : Muhammad, kita lalu mengucapkan : shalallaahu ‘alaihi wassallam.
Ucapan sholawat ini juga dianjurkan ketika kita akan berdo’a kepada Allah. Selain itu, kita boleh bahkan dianjurkan mengucapkan sholawat sebanyak-banyaknya pada semua keadaan dan waktu, kecuali pada tempat-tempat yang kotor, misalnya kamar mandi.
Akhlak Kepada Orangtua
Mungkin tak pernah kita bayangkan berapa berat ibu saat mengandung kita berbulan-bulan lamanya. Mugkin tak pernah pula kita bayangkan betapa repot orang tua mengasuh kita saat kecil bertahun-tahun lamanya. Semua mereka lakukan karena cinta.
Sejak kita masih dalam kandungan, cinta itu telah mulai tumbuh. Ibu menjaga dan merawat dengan penuh cinta dan harapan. Kesulitan demi kesulitan, susah payah dan perjuangan yang kian berat saat usia kandungan makin bertambah, semua ia lalui dengan sabar dan tulus. Setelah kita lahir, cinta dan kasih sayang itu makin berlipat-lipat mereka curahkan.
Tak mungkin kita dapat membalas jasa mereka. Pendidikan, perhatian, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, kebutuhan kita, semua tak dapat ditukar dengan harta seberapapun banyaknya.
Oleh karena itu seharusnya kita berbakti kepada mereka berdua, ayah dan ibu, dengan segenap perhatian dan kasih sayang.
Berbakti kepada orang tua adalah menaati kedua orang tua dalam semua hal yang mereka perintahkan, selama bukan perintah untuk bermaksiat kepada Allah.
Berakti kepada orang tua merupakan amal yang paling mulia. Ia merupakan salah satu sebab diampuninya dosa dan sebab dimasukkannya seseorang ke dalam surga.
Jika kemarin kita masih membantah orang tua dan berkata kasar, suka menuntut, sering meninggalkan suara di depan mereka, tidak suka membantu pekerjaan mereka, mengancam mereka atau miminta dengan cara memaksa, maka detik inilah saatnya kita harus berubah.
Firman Allah dalam Surah Lukman ayat 14 :
“ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kepada kedua orang tua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Firman Allah dalam Surah Al-Isra’ ayat 23-24 :
“ Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya.” (Al-Isra’ : 23)
“ Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah,” Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil.” (Al-Isra’:24)
Diantara bentuk kedurhakaan kepada kedua orang tua adalah ;
1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan)ataupun perbuatan-perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
2. Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurusi orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuh. Seandainya memberi nafkah pun dilakukan dengan penuh perhitungan.
3. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua,mengatakan bodoh,’kolot’, dll
4. Menyuruh orang tua , misalnya : menyapu, mencuci ataupun menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah.
5. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
6. Malu mengakui orang tuanya.
7. dll.
Keutamaan berbakti kepada kedua orang tua :
1. Berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama.
2. Ridha Allah tergantung pada keridhaan orang tua.
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shalih tersebut.
4. Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya.
5. Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah.
Cara membahagiakan kedua orang tua :
1. Bergaullah dengan keduanya dengan cara yang baik.
2. Berkatalah kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut.
3. Bertawadlu’lah (rendah diri)
4. Berinfaklah (shadaqah) kepada kedua orang tua.
5. Berdo’alah bagi orang tua.
Akhlak kepada tetangga
Saat ini kita mendapat rizki yang lebih dari Allah, barangkali yang segera terfikir oleh kita adalah barang apa yang akan kita beli, makanan apa yang akan kita nikmati hari ini. Bank apa yang aman untuk menyimpan uang kita, tempat wisata mana yang akan kita kunjungi, serta rencana-rencana serupa.
Lalu setelah berbelanja dan semua kebutuhan terkecukupi, kembali kita pada rutinitas sebagaimana pada hari sebelumnya. Demikian terus berlangsung.
Apakah kita berfikir tentang tetangga kita?. Jarang dari kita yang mengetahui bagai mana nasip tetangga kita. Barang kali jarang diantara kita yang benar-benar menyadari, bahwa tetangga adalah saudara kita yang terdekat. Yang seharusnya paling sering kita pergauli, yang seharusnya paling kita sapa dan tanyakan keadaanya. Yang senantiasa harus kita jaga hubungan baik dengannya.
Allah berfirman dalam Surah An-Nissa’ayat 36 :
Artinya : “ Sembahlah Allah dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, karib kerbat, anak-anak yatim, orang-ornag miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sajawat, ibnu sabil dan hamba sahyamu, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Rasulullah SAW juga bersabda, “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik kepada tetanggamya..”(HR. Muslim)
Akhlak kepada musuh
Salah satu sifat Rosulullah adalah tegas ketika menghadapi lawan (musuh) dan lembut ketika menghadapi kawan. SUBHANALLAH begitu mulianya sifat Rosul tersebut. Walau begitu Rosul tidak pernah berperilaku kasar sekalipun pada seseorang yang telah menghina bahkan memeranginya.
Kisah dari Tsumamah bin Utsal. Ia adalah seorang tokoh bani Hanifah yang terpandang dan seorang penguasa wilayah Yamamah yang tak dapat ditentang perintahnya. Permusuhannya kepada Islam seakan mendarah daging. Tiada henti ia mengganggu sahabat Rosulullah. Ia senantiasa mengintai, menganiaya, kemudian membunuhnya. Tak terhitung berapa banyak sahabat Rosulullah yang tewas ditangannya.
Suatu kali Tsumamah bin Utsal berniat pergi ke Ka’bah. Dia berangkat dari Yamamah menuju Mekah dengan tujuan hendak berthawaf keliling Ka’bah dan menyembelih korban untuk dipersembahkan kepada patung-patungnya.
Akan tetapi di perjalanan, Tsumamah berpapasan dengan pasukan muslimin, yang kemudian berhasil menawannya. Ia diikat ditiang dekat masjid.
Ketika Rosulullah lewat dan melihatnya, beliau berpesan kepada para sahabat agar memperlakukan tawanan itu dengan baik. Beliau jelaskan bahwa orang yang ia tawan itu adalah Tsumamah bin Utsal, penguasa Yamamah.
Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam menyuruh keluarganya mengirim makanan dan memerah unta setiap pagi dan sore untuk diberikan kepada Tsumamah. Beliau belum menemui atau beerbicara dengan tawanan itu.
Setelah beberapa lama, Rosulullah menemui Tsumamah untuk mengajaknya masuk Islam. Beliau menyapa,” Bagaimana kabarmu Tsumamah ?”
Ia menjawab,” Aku tak punya kabar apapun kecuali kebaikan. Seandainya engkau membunuhku, sesungguhnya engkau membunuh orang yang telah banyak membunuh sahabatmu. Tapi kalau engkau memaafkanku, maka aku mengucapkan terima kasih. Bila engkau menghendaki tebusan, maka mintalah berapapun yang engkau inginkan.”
Rosulullah diam saja dan membiarkan tsumamah selama dua hari. Kepadanya terus dikirim makanan, minuman serta susu dari onta beliau sendiri.
Rosulullah kemudian datang lagi dan bertanya sebagaimana sebelumnya. Akhirnya Rosulullah berkata pada para sahabat,” Lepaskan Tsumamah.”
Begitu meninggalkan masjid, Tsumamah berjalan ke sebuah sumber air, kemudian membersihkan dirinya. Akan tetapi lalu dia kembali menuju masjid, lalu di depan orang-orang dia mengucapkan,” Asyhadu allaa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.”
Allahu akbar. Kebaikan Rosulullah pada Tsumamah memberikan pengaruh yang mendalam di hatinya, hingga dari seorang musuh akhirnya berubah menjadi pembela Islam yang utama.
Cerita tersebut merupakan salah satu contoh akhlak kepada musuh.